Thursday, February 14, 2019

World Youth Day Panama 2019 Testimony -Day 1 (16/01/2019)-

Setelah menempuh 28 jam penerbangan dari Jakarta menuju ke Panama (via Kuala Lumpur + Amsterdam), akhirnya kami mendarat di Tocumen International Airport-Panama City. Begitu roda pesawat mencium landasan pacu, ratusan peregrinos (peziarah) dari berbagai negara di dalam pesawat KLM bertepuk tangan meriah penuh sukacita seolah2 pada lega semua karena bisa sampai di Panama City dengan selamat. Dengan jiwa yang semangat namun raga yang masih agak lelah + jetlag, kami rombongan tim Indonesia ber-15 melalui proses imigrasi dan ambil bagasi hingga akhirnya kami bisa benar2 keluar dari bandara untuk menghirup udara tropis dan melihat sendiri suasana negara Panama. Perjalanan dari airport menuju lokasi Days in Diocese kami di kota Penonome di Propinsi Cocle masih sekitar 3 jam perjalanan darat jauhnya, karena lelah kami berharap cepat2 sampai untuk lekas beristirahat. Kejutan yang tidak kami sangka tiba2 datang, setibanya di Capilla (Kapel) San Jose-Penonome pukul 10.30 malam, kami kaget dengan antusiasme puluhan warga Penonome hingga penuh sesak memadati kapel dengan penuh kegembiraan menyambut kehadiran kami. Alunan musik khas Panama pun bergelora dan letusan kembang api (mercon) pun membuat kami takjub. Kami semua tidak menyangka bakal disambut dengan meriah + hangat + super ramah oleh warga Penonome. Kami pun langsung memperkenalkan diri dan kemudian diajak bergoyang tarian khas Panama yang seru dan mendekatkan satu sama lain seketika. Rasa lelah pun sirna dan ketika itu aku langsung teringat akan kisah anak bungsu yang hilang dan saat pulang dirinya disambut ayahnya dengan pesta pora penuh sukacita (seperti di Lukas 15: 11-32). Aku benar2 tidak menyangka padahal kita tidak pernah saling mengenal sebelumnya, bahasa Spanyol pun tidak bisa, namun mereka dengan antusias dan penuh keramahan menyambut kami layaknya saudara mereka sendiri (padahal kami datang dari 20,000 km dengan background budaya yang jauh berbeda) dengan tangan terbuka. Penyambutan yang luar biasa oleh warga Penonome ini mengingatkanku akan hidup ini. Ada kalanya kadang kita mungkin jatuh berkali2 dalam dosa, terkena masalah/kesulitan/musibah, menghadapi tantangan dunia, yang mungkin semuanya itu pernah/bisa menjauhkan kita dari Tuhan. Namun jangan khawatir, layak nya antusiasme + kebahagiaan warga kota kecil Penonome dalam menyambut tamu asing seperti kita, tangan Tuhan itu selalu terbuka dengan lebar untuk merangkul kita kembali erat2 dengan penuh kasih sayang-Nya pada kita. Yang kita perlukan adalah keterbukaan hati dan membuka diri kita seutuhnya kepada Tuhan agar kita bisa dipakai Tuhan sebagai alat perpanjangan berkat dan rahmat-Nya bagi lingkungan sekitar kita 🙏😇

No comments: